DISKUSI BUDAYA BERSAMA MR. MAX LANE DI SMA NEGERI 9 MALANG


SMita Acitya NAlar Wagadi

OUR VISION "Terwujudnya INSAN yang RELIGIUS, BerKARAKTER UNGGUL, BerBUDAYA LINGKUNGAN, dan BerDAYA SAING GLOBAL"

DISKUSI BUDAYA BERSAMA MR. MAX LANE DI SMA NEGERI 9 MALANG

Senin, 14 Oktober 2019 07:48:47 - oleh : admin

Diskusi bersama Mr Max Lane, penerjemah Novel "BUMI MANUSIA", karya Pramoedya Ananta Toer ke dalam bahasa Inggris

 


Beliau adalah diplomat Australia untuk Indonesia tahun 1970


Mr Max Lane hadir dan berdiskusi dengan siswa kelas X BHS dan OSIS SMAN 9 MALANG pada hari Jumat tanggal 11 Oktober 2019 pukul 13.00 -14.30 WIB di ruang meeting SMA Negeri 9 Malang “Di Amerika dan Australia itu ada kewajiban baca buku sejarah. Di sini justru buku Pram dulu malah dilarang, dan lihat sekarang, apakah Anda diwajibkan membaca buku Moh Hatta? Pidato Bung Karno?,” tanyanya ini di hadapan siswa SMAN 9 Malang

 


Max Lane menyebut hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia belum merdeka. Menurutnya, tak perlu melihat korupsi yang merajalela, melihat anak-anak sekolah yang minim pengetahuan tentang sejarah saja sudah merupakan tanda bangsa Indonesia darurat sejarah

“Di Amerika, di Australia itu ada kewajiban baca buku sejarah. Di sini justru buku Pram dulu malah dilarang, dan lihat sekarang, apakah Anda diwajibkan membaca buku Moh Hatta? Pidato Bung Karno?,” tanya pria kelahiran Australia ini dihadapan belasan siswa SMAN 9 Malang.

 

 


Max Lane menyebut hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya Indonesia belum merdeka. Menurutnya, tak perlu melihat korupsi yang merajalela, melihat anak-anak sekolah yang minim pengetahuan tentang sejarah saja sudah merupakan tanda bangsa Indonesia darurat sejarah.


“Padahal saya dulu tahun 1980-an saat ingin belajar sejarah Indonesia dihalangi. Di tahun itu, saya menerjemahkan buku Pram dan posisinya bekerja di kedutaan besar Australia. Apa yang terjadi? Saya dipecat,” ungkapnya.


Tak muluk-muluk buku Moh Hatta, ia menyarankan pelajar Indonesia membaca semua buku Pram. Dari buku-buku Pram itu sudah lengkap gambaran keadaan Indonesia zaman dulu. Pun dengan mahasiswa saat ini menurutnya wajib baca sejarah ini sebelum menjadi aktivis.


“Kalau dari generasi muda saja tidak mau belajar, lalu bagaimana nasib bangsa ini? Indonesia ini belum selesai, belum merdeka!,” tandasnya.

 

Bravo Smanawa

 


kirim ke teman | versi cetak

Berita "Kesiswaan SMANAWA" Lainnya